This is a short review of three daycare(s) that I have visited within this week. Ternyata menjadikan daycare sebagai alternatif untuk menitipkan anak belum tentu jadi sebuah solusi. Kalau baca review mereka di website, kayaknya pada kenyataannya gak begitu deh. Masih jauh dari harapan, walaupun secara harga mereka juga tarifnya gak murah-murah amat.
Hufff.
Kayaknya, besok mesti balik lagi ke yayasan yang lama untuk cari babysitter baru buat Dhara. Berikut pendapat saya mengenai 3 daycare(s) di daerah Jakarta Selatan.
1. Flying Star Daycare (Jl. Cikajang) – To be honest, this is the best place among three. Daycare ini cabang (franchise) dari Flying Star Daycare and School yang sudah berdiri di awal 2000-an di Lebak Bulus. Kalau di Lebak Bulus luasnya 2000 meter, yang di Cikajang ini tempatnya memang gak terlalu luas. Karena baru beroperasi 3 bulan, maka pengasuhnya juga baru dua orang, dengan anak asuh 3 (2 bayi dan satu balita umur 3 tahun). Admin fee 1,5 juta dan per bulan 1,5 juta karena masih promo (kalau di Lebak Bulus 2jt). Kita bisa taruh anak dari jam setengah 7 pagi sampai batas waktu maksimal 12 jam yang artinya dijemput jam setengah 7 malam atau kalau lebih hitungannya overtime. It makes sense. Malah saya belum pernah nemu daycare yang buka sepagi ini, Gak heran karena seluruh karyawan tidur di lantai 4. Daycare ini terdiri dari 4 lantai, lantai 1 dipakai untuk retoran, jadi praktis daycare ada di lantai 2-3 saja. Yang paling saya suka adalah ruang bermainnya yang sangat luas, dengan permainan edukatif yang beragam, plus ada ruang TV dan berbagai DVD kartun yang edukatif sudah tersedia di sana. Tempatnya cozy dan homy, karena ruang main dapat cahaya bagus dari jendela yang besar menuju balkon. Sebetulnya tempatnya cukup ideal (cuma sayangnya begitu masuk harus langsung naik tangga ke atas, walaupun di ujung tangga ada pagar supaya si kecil gak jatuh kalau lari-larian di lantai 2). Mengingat anak asuh yang masih sedikit, ini bisa jadi plus atau minus buar Dhara. Plus-nya karena si pengasuh masih bisa fokus menjaga anak asuh, minusnya persoalan makan Dhara mungkin aja tak terpecahkan karena ‘contoh’ teman yang makannya banyak baru 1 orang, sehingga mungkin kurang motivasi dia untuk makan juga. Minus lainnya adalah karena daycare ada di lantai 2-3, maka daycare tidak punya halaman luas untuk outdoor play (hanya ada sebagian kecil di balkon sebelah samping untuk berjemur, tapi kurang luas). The best part from this daycare is, menu makanannya yang beragam dan super sehat tanpa MSG. Snack2 yang diberikan ke anak pun dibuat homemade, supaya tanpa pengawet. Gak heran karena yang punya daycare ini juga adalah pemilik restoran di lantai 1 jadi kemungkinan besar rasa makanannya pun enak. Well, dengan fee bulanan dan admin yang reasonable, kayaknya tempat ini recommended buat kaum urban yang berkantor di daerah Blok M, Senopati, SCBD dan sekitarnya, apalagi mengingat jam kerja mereka yang sampai 12 jam sehari. Overall rating: 4/5
2. Keen Kids (Jl. Ciputat Raya) – Tempat ini saya coba survey karena dekat dengan kantor suami di Pondok Pinang. Pas masuk, kesan gak rapih langsung terasa. Ternyata daycare ini jadi satu dengan sekolah TK-SD, jadi secara umum tempatnya memang luas, dengan lapangan futsal mininya yang pakai rumput sintetis dan kolam renang ukuran anak dan ukuran toddler yang dangkal. Untuk daycare, kita tettap bisa main-main di lapangan dan kolam renang (jadwal berenang 1x seminggu) tapi dengan syarat jamnya adalah ketika anak TK dan SD sedang di dalam kelas. Untuk tempat main toddler ada di lantai 2, terlalu kecil karena mereka bilang saat ini mereka punya 15 anak. Satu pengasuh pun memegang 3-4 anak. Kamar mandi juga terkesan outdated dan gak terlalu bersih. Yang lebih parah kamar tidur anak-anak, karena plafon-nya ada yang jebol di pojok dan waktu saya ke sana katanya belum sempat dibetulkan (padahal mulai hari itu mereka sudah beroperasi kembali sehabis libur lebaran, jadi bahaya sekali buat anak-anak yang sudah mulai masuk). Yang bikin saya kurang sreg adalah karena daycare dicampur dengan TK-SD sehingga pasti anak2 terbatas ruang mainnya karena lantai 2 cukup sempit untuk mereka. Biaya admin untuk masuk di tempat ini adalah 1,5 juta, dengan biaya bulanan 1,8 juta. Anak masuk paling pagi jam 7.30 sampai jam 5.30, lebih dari 5.30 akan dikenakan biaya lemburan 15 ribu per 10 menit. Wow, lumayan perhitungan juga ya. Overall rating: 3/5
3. Baby Kangaroo (Jl. Cikajang) – Daycare terakhir yang saya kunjungi tadi siang. Saya kira ini daycare paling bagus karena sering muncul di webiste mom and baby dan harganya pun paling mahal: joining fee 3,5 juta dan per bulan 2,5 juta! Pas masuk, lantai bawah memang kesannya bersih dan bagus, dengan permainan indoor yang cukup banyak. Tapi ternyata lantai bawah adalah untuk Playgroup dan TK, sementara lantai 2 untuk toddler. Begitu masuk ke ruangan, terlihat beberapa anak yang sedang bermain dengan pengasuh, tidur-tiduran di matras yang keliatannya gak bersih (duh, kok???), ada yang lari-larian ke sana ke sini, dan the worst thing is, tempatnya kecil sekali untuk menampung 26 anak! Tidak ada ruang khusus untuk makan karena begitu masuk, saya sudah bisa melihat kulkas di sudut ruangan. Ruangan juga terkesan gelap karena cahaya sedikit yang masuk. Kalau dua daycare di atas masih punya setidaknya lapangan / tempat outdoor untuk bermain atau berjemur, daycare ini sama sekali tidak punya. Hanya sebatas tempat parkiran yang katanya jadi tempat bermain si anak kalau sore. Wah, kasian sekali! Daycare ini juga jam operasionalnya 7.30 sampai sebelum jam 7 malam. Kalau orangtua menjemput jam 7 -8 malam, maka charge lemburnya 35 ribu, dan kalau dijemput jam 8-9 malam maka tambah lagi charge lembur 40 ribu. Sekian, terima kasih. Dengan harga segitu, rasanya daycare ini tidak punya satu pun kelebihan yang bisa dijual. This is, of course, become one of my black lists. Overall rating: 1/5
Β